Doa adalah tenaga, harapan adalah penjaga..

Leave a comment

Tersebutlah seorang pemuda, penuh dengan semangat yang menggebu-gebu. Dia tumbuh dengan idealisme yang kuat selama menjalani kehidupan perkuliahannya. Dia yakin, hanya dia dan teman-temannya lah yang mampu merubah bangsanya ke kehidupan yang lebih baik. Pemuda ini rajin sekali membaca buku, dari buku tentang sejarah peradaban yang mengajarkan dia bahwa tiap peradaban punya keunikan dan produk yang unik satu sama lain. Dia juga membaca buku sejarah bangsanya yang membuat iya tahu bahwa bangsanya adalah bangsa yang kaya akan sejarah. Daerah satu dengan lainnya mempunyai sejarah kebudayaan, agama dan konstruksi masyarakat yang unik satu sama lain. Pemuda ini juga membaca buku biografi tokoh-tokoh terkenal yang membuat iya menemukan tokoh idolanya dan dengan tekad yang tinggi akan mengikuti jejak-jejak hidup orang tersebut. Dengan membaca berbagai jenis buku-buku tersebut, pemuda ini yakin dengan ilmu dasar yang dimilikinya, dia dapat melihat bangsanya tersenyum dengan memiliki dirinya.

Tibalah dia di garis start untuk memulai semua cita-citanya. Segala persiapan sedang dilakukannya sebelum melangkah dari garis tersebut. Seperti halnya atlet lari, pasti ada aba-aba bersiap sebelum aba-aba mulai berkumandang. Teriakan-teriakan berisi motivasi terngiang-ngiang di telinganya. Teriakan berisi doa dan harapan. Ya pemuda ini merasakan adanya doa dan harapan yang ia terima dari orang-orang sekitarnya. Keinginan pemuda ini hanya satu sebenarnya, ia hanya ingin dirinya bertahan sampai garis finish. Pemuda ini ingin sekali berada di garis itu, karena hanya dengan berada di garis itulah akan terlihat perwujudan semua cita bersama teman-temannya. Ya, pemuda ini yakin ia berlari bersama sahabat-sahabat yang akan dengan sekuat tenaga bersama-sama meraih garis tersebut. Doa adalah sebuah tenaga tambahan yang membantu ia untuk yakin bahwa bisa bertahan hingga garis tersebut, dan harapan yang ia terima adalah sebuah penjaga agar ia tetap berada di jalan yang benar dan tetap fokus sepanjang perjuangan menyentuh garis finish tersebut.

Doa dan harapan, berbahagialah orang yang masih memiliki karunia untuk mendapatkannya dari orang-orang sekitar. Tetaplah berjalan menuju garis finish yang diinginkan dengan menaruh kedua unsur tersebut di setiap langkah.

Diujung fasa mahasiswa

Leave a comment

Huff,, 2005 ke 2010. 2005 tahun dimana saya memasuki fasa hidup sebagai seorang mahasiswa. Status yang saat SMA saya pandang hanya sebuah status belaka. Tidak akan ada yang istimewa darinya dibanding status sebelumnya sebagai siswa. Dulu saya seperti terpaksa berprinsip, kemana angin berhembus kemana arus mengalir kesitulah saya mengarah. Ternyata memang ada sebuah makna dari status mahasiswa tersebut, makna yang langsung meruntuhkan prinsip saya sebelumnya.

Ya, pada fasa inilah sebenarnya saya merasakan sekali sebuah gejolak yang terus menerus merusak atau mendobrak berbagai macam ideologi, kepercayaan, dan segala perilaku-perilaku. Masa – masa dimana sya merasa jumawa dengan apa yang sudah saya kuasai, miliki kemudian harus hancur begitu saja. Masa – masa dimana menemukan kesulitan luar biasa mengikuti betapa cepatnya dan ketatnya persaingan antar mahasiswa baik dibidang akademis maupun kehidupan bersosial. Masa-masa dimana diberi kepercayaan memegang tanggung jawab lebih dibanding orang lain, yang akhirnya membuat saya menyetujui bahwa manajemen waktu dan manajemen konflik adalah hal yang paling sulit. Masa-masa kehilangan kepercayaan diri yang akhirnya menggelitik saya dan membuat saya kembali menikmati hubungan personal dengan sang Maha Kuasa. Kesemua masa-masa tadi bisa ditarik garis penghubung antara mereka. Garis penghubung itu bernama Semangat dan Sahabat.

Dua S, double S, duo S, duet S, ya terserah mau disebut apa. Yang pasti kedua kata inilah yang sangat membekas dalam kehidupan saya.  Sudah banyak perjalanan atau pekerjaan dalam 5 tahun ini yang dikerjakan dengan dasar semangat. Ya cukup itu saja, sisanya kemampuan dan keterampilan adalah sesuatu yang bisa dilatih. Namun semangat tidak bisa atau mudah begitu saja didapatkan. Lantas apa yang membuat semangat menjadi mudah didapat dan muncul setiap kali kita membutuhkan. Ya itulah sahabat, kata semangat akan sangat bermakna ketika yang mengucapkan adalah sahabat. Mengapa perlu sahabat, apa beda sahabat saat siswa dan mahasiswa. Sebenarnya kita tidak perlu membedakan-bedakannya. Sahabat tetaplah sahabat, entah kita mendapatkannya dimna. Memang mungkin saat ini, sahabat mahasiswa lah yang sudah sangat-sangat mengerti diri kita saat ini dan dikemudian hari. Hal ini saya perkirakan, karena mahasiswa adalah saatnya memupuk jati diri, cita-cita yang matang dan melatih integritas saya dikemudian hari bila sudah lulus. Oleh karena itu Saya berpendapat, binalah dan peliharalah persahatan yang bermanfaat dan saling mendukung saat ini dan dikemudian hari. Bermodalkan semangat dan sahabat, inilah yang selalu menghiasi kehidupan saya dalam 5 tahun ini. Hingga sampai ujung fasa inipun saya masih mengamini, inilah pelajaran paling berharga.

Diujung fasa mahasiswa ini, saya merasa bersyukur ketika kembali mengingat-ingat masa lalu, fasa 5 tahun ini. Cucuran keringat, air mata, tawa kegembiraan pernah dirasakan. Cacian, pujian pernah mengisi fasa hidup ini. Sekarang saatnya lah, membuktikan semua itu tidaklah sempurna tanpa sebuah penutup yang manis. Tugas Akhir adalah mega proyek  dari seorang mahasiswa S1. Mau seberat apapun, tidak semengerti apapun ini harus diselesaikan. Amin,semoga penutup salah satu fasa kehidupan saya ini bisa berakhir manis dan modal semangat dan sahabat adalah resep paling jitu.

Lukislah seindah kau bisa

5 Comments

Berjalan kedepan, dengan kepala tertunduk. Aku ingin menutup telinga, sudah kucoba tapi tetap saja raungan tangingan wajah itu masih terdengar. Lebih baik aku gunakan tangan ini untuk memeluk diri sendiri berusaha menghangatkan dinginnya tubuh kaku ini. Aku ingin berjalan dengan kepala tegak, tangan berayun mengikuti gerakanku, bahkan kalau bisa kaki ini ikut berayun mengejar sesuatu.

Hei lihatlah, didepan sana ada hamparan ladang perkebunan dengan tanaman – tanaman segar, berwarna- warni. Mereka berembun di pagi hari, tidak memperlihatkan tanda- tanda kejamnya kegelapan saat malam menemaninya. Tapi lihat, ada yang merawat mereka! Dia begitu rajin dan tidak lelahnya membuat ladang itu tetap indah. Mungkinkah  ia tukang kebun atau putri seorang bangsawan yang gemar merawat tanaman? Wah hebat, dia begitu berapi-api dan dengan wajah riang menyirami kebunnya, kebun impiannya.

Hei lihatlah, disebelah kanan ada sekelompok orang menari dengan gembiranya. Gerakan – gerakan mereka sangat gemulai, seperti gerakan benang yang berayun. Begitu merasuk dijiwaku, sepertinya ia sangat bebas dalam bergerak, tidak ada penghalang apapun disekitarnya. Bisa membuat ku terdiam dan terkesima dibuatnya.  Mereka begitu percaya diri kalau  kebebasan berekpresinya bisa membuat orang terkesima dan bahagia melihatnya.

Hei lihatlah, di sebelah kiri ada sebuah lingkaran terdiri dari manusia sebagai penyusun tiap titiknya. Dan ada sebuah api unggun ditengah – tengah mereka. Api unggun itu mengeluarkan suara gemericik – gemiricik yang membakar semangat mereka. Suara itu dengan tegas dan dalam mengajak orang – orang itu untuk menjadi penyala kembali api – api yang sudah mulai mati.

Hei lihatlah, di belakang ada sebuah rupa yang tidak asing bagimu. Itu Aku!! Dia terlihat tersenyum senang dan dengan sambil bersiul, ia sedang melukis dalam sebuah kanvas. Kemudian ia bernyanyi

The colours of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people passing by
I see friends shakin’ hands saying “How do you do?”
They’re really saying “I love you”
But I think to myself what a wonderful world

Tiba- tiba dia berhenti melukis.  Lukisan itu belum lengkap dan ada sedikit goresan – goresan kasar. Kemudian ia mendekat, mendekati mu. Seakan – akan dia ingin berkaca denganmu.

“Siapa kamu?”tanya aku. Jawab dia,  ” Tugasku sudah selesai dimasa lalumu, dibelakangmu. Sekarang giliran kamu untuk meneruskan lukisan itu dan hasilkan lukisan yang indah, seindah yang ada di pikiranmu”

Ikuti Mimpimu

2 Comments

Pernahkah terbayang seperti apa diri kita 20 atau 30 tahun mendatang? Dimana kita berada, aktivitas apa yang kita lakukan, siapa yang berada dekat dengan kita, bagaimana keadaan teman – teman dan sauradara- saudara kita? Sungguh sangat sulit untuk kubayangkan. Apa yang salah, apakah aku tidak punya mimpi? Tidak, aku punya mimpi. Apakah mimpiku tidak realistis? bisa ya bisa tidak. Apakah mimpiku terlalu idealis? bisa ya bisa tidak. Apakah aku tidak yakin dengan mimpiku? Tidak, aku yakin dengan mimpiku. Kenapa dan kenapa?

Jawabannya hanya lah satu, follow your dream!!. Ya, ikuti mimpimu dan lakukan dari sekarang. Langkah tiap langkah, waktu demi waktu, setiap pergerakan dan pemikiran kita, tujukan untuk mimpi tersebut. Perhatikan secara detail apa yang sudah dan akan kita perbuat. Gambarkan mimpimu dalam suatu kanvas, detail dan berwarna.

Jangan berhenti ketika jatuh, terus capai puncak tertinggi yang diinginkan. Teruslah melangkah, jangan pernah berhenti. Di puncak tertinggi itulah sesuatu yang indah akan kita temukan.

Just follow Your Dream!!


4 tahun

4 Comments

Hampir 4 tahun sudah kehidupan saya di bandung jadi mahasiswa ITB. Elektro lagi, bagai pisau yang mempunyai 2 sisi, tumpul dan tajam. Bila saya memegang yang tumpul tidak akan membuat tangan terluka, tapi kalau sisi yang tajam akan membuat terluka. Tidak terluka, bisa dibilang saya menggunakan pisau dengan benar, penuh dengan kesadaran dalam mengimplementasikan status saya sebagai mahasiswa, yaitu belajar, bersosialisasi dan tidak mensia-siakan waktunya. Terluka bila kita tidak sadar. Butuh parameter – parameter logis untuk menilai apakah saya terluka atau tidak, berdarah atau tidak.

Berawal dari sikap saya ketika diterima di ITB, bangga atau sampai membuat saya jumawa. Bangga membuat saya termotivasi untuk mendapatkan lebih, jumawa membuat saya lengah.
Kelengahan membuat saya tidak membuat sesuatu yang indah, dengan cara yang lebih baik dan lebih baik lagi. Prioritas – prioritas yang saya buat kadang – kadang hanya jadi pemanis awal tahun atau awal semester tidak berakhir indah layaknya seorang superstar mengakhiri konser tunggalnya. Mencoba untuk konsisten itu susah, kestabilan susah dicapai, perlu sebuah usaha – usaha agar prioritas yang dibuat bisa menghasilkan sesuatu yang optimal. Mungkinkah hal ini bisa dijadikan parameter?

Kadang semua berjalan tidak sesuai dengan keinginan karena suatu penghalang ditengah jalan yang saya buat sendiri atau jalan yang rusak yang diluar kendali saya. Pengahalang yang tidak bisa saya prediksi datangnya kapan membuat hasil yang dicapai tidak akan sama untuk setiap percobaan, tidak presisi. Namun tidak ada akan ada pembelajarannya bila saya menimpalkan kesalahan ke orang lain, hanya sayalah yang bertanggung jawab atas semuanya. Seberapa mampu dan seberapa sering saya mengambil pelajaran hidup, menurut orang merupakan ukuran kesuksesan seseorang. Namun sebuah sistem yang tidak presisi akan segera ditinggalkan atau direvisi karena hanya akan mendatangkan kerugian yang besar untuk memperbaiki sistem tersebut. Mungkinkah hal ini bisa dijadikan parameter?

Ini hanyalah sebuah refleksi hidup saya selama 4 tahun ini. Sepotong dua potong sangatlah bermanfaat bagi saya, apakah membuat tangan saya berdarahatau tidak. Namun bagi saya, parameter apapun yang kita pakai itu adalah pilihan. Yang pasti kehidupan manusia itu singkat sama dengan kunang – kunang. Kunang – kunang akan selalu memberikan kesan yang indah bagi yang melihatnya saat perpisahannya. Sama dengan kehidupan saya sebagai mahasiswa ITB, singkat dan ingin diakhiri dengan perpisahan yang indah dari saya untuk orang – orang yang memperhatikan saya.

Lalu bagaimana dengan teman – teman?

Teng..Teng..Teng

6 Comments

Teng teng teng teng teng, suara khas untuk  memulai jam pelajaran. Dimulai dengan ucapan pagiku kepada puluhan wajah ceria dan senyum mengembang dari murid – muridku yang akan beranjak dewasa. Hari ini merupakan hari pertamaku mengajar. Kebetulan Aku mendapatkan kesempatan mengajar di sekolah yang mempunyai reputasi bagus dalam hal prestasi. Banyak dari murid sekolah ini yang dikirimkan ke penyisihan olimpiade untuk mewakili provinsi ini, provinsi paling pesat kemajuannya dibanding provinsi lainnya. Bagaimana tidak, pusat pemerintahan, industri, bisnis, pendidikan sampai tempat hura – hura ada disini. Aku adalah seorang lulusan Perguruan Tinggi yang lumayan terkenal, setelah menjalani proses pendidikan yang lebih tinggi dan kemudian bekerja akhirnya tercapai juga cita – cita tertinggiku yaitu menjadi seorang guru. Karena Aku mempunyai reputasi yang bagus setelah menjalani pendidikan guru, Aku langsung diserahi tanggung jawab untuk menjadi wali untuk kelas ini, kelas XI IPA 1. Seminggu belakangan waktuku habis untuk membaca profil dari murid – murid kelas ini. Mereka berasal dari latar belakang berbeda – beda, dan mempunyai prestasi bagus di kelas X.

Aku : “Selamat pagi anak – anak”

Murid : “Selamat pagi pak”

Aku : “kenalkan nama saya Pak Hilman. Saya adalah wali kelas kalian. Saya mengajar pelajaran Fisika, tentunya bagi kalian Fisika mudah bukan?”

Aku :” Ok, untuk satu jam yang singkat ini Saya tidak akan mengajar dulu, yang ingin Saya lakukan hari ini adalah, berdiskusi dengan kalian semua. Sebelum Saya , coba salah satu dari kalian bicara, apa arti sekolah bagi kalian?”

More

Jhon dan pelajaran hidupnya

11 Comments

Jhon sungguh beruntung dilahirkan sebagai anak dari keluarga yang kaya, ayahnya mempunyai perusahaan distributor minyak yang sukses tahun itu, tahun dimna negrinya terkesan kaya dan ia menganggap semua saudara selingkungannya merasakan hal sama, hidup itu mudah dan menyenangkan. Semua bisa dilakukan, dan didapatkan dengan mudah dengan hanya sedikit usaha untuk meminta kepada orang tuanya. Dari keperluan materi sampai ketataran biologis. Sampai suatu saat Ayahnya mendapat suatu tawaran untuk mendukung satu calon pemimpin di lingkungannya. Dengan tawaran dipermudah jalannya dalam jadi pengusaha, ayahnya pun setuju. Godaan sungguh datang tidak mengenal jenis orangnya, digelapkan mata dan akal sehat sungguh sangat menggoda. Tak disangka-sangka sang calon terkait kasus korupsi, dan sebagai pendukungnya keluarga john pun kena imbasnya. Perusahaannya pun ditutup dan sejak itu kehidupan jhon berubah 180 derajat.

Disitalah semua harta kekayaan mereka karena terbukti bersalah. Desakan ekonomi dan ketergantungan yang sangat besar dengan kehidupan konsumerisme, membuat kedua orang tua Jhon tidak kuat dan mengalami stres berat yang mengakibatkan meninggalnya kedua orang tua Jhon. Mungkin imbas dari kehidupan modern, keluarga besar sudah tidak mempunyai ikatan yang kuat, tidak ada yang mau menampung Jhon. Pacarnya meninggalkannya karena merasa sudah tidak ada untungnya tetap menjalin hubungan dengan Jhon. Dia pun mulai pusing memikirka hidupnya, dan akhirnya kehidupan jalanan menjadi pilihannya. Dengan menggenggam kalung, Jhon tetap berjalan menaungi hidupnya. Mencari kerjaan, sekecil apapun, mengamen menggunakan botol aqua dengan suara pas2an pun tidak malu dia jalani.
Suatu ketika saat sedang mengamen, ia bertemu dengan seorang tua yang sedang mabuk2an,

pemabuk : ” dik, sapa nama lu?”
jhon : “saya jhon bang”
pemabuk :”nama lu ga pantes jadi pengamen, nama orang kaya itu mah. gw benci orang kaya, gw pernah dipecat dari satpam seorang kaya, karena gw dituduh mencuri suatu malam. Padahal itu karena gw ga maw bungkam kalau udah ngeliat dia menerima suap dari salah satu pejabat, A***ING tuh orang. Mw berapa juta kek, ga maw gw boong.”

More

Nilai Prioritas

Leave a comment

Prioritas bisa ditetapkan dan diucapkan dengan mudahnya. prioritas pertama, kedua, ketiga dan seterusnya merupakan tingkat – tingkat kewajiban yang dibuat. Sebagai manusia yang berada dalam sistem – sistem yang saling berkaitan, memntukan prioritas menjadi kebutuhan utama sebagai pengontrol dan pengevaluasi kehidupan yang dijalankan. Menjalankan prioritas yang telah dibuat memunyai tantangan yang sangat berat dan jangan heran bila prioritas bisa berubah seiring berjalannya waktu. Faktor usia dan lingkungan mempunyai peran penting dalam membuat dan menjalankan prioritas. Seorang pemuda tentunya masih memikirkan kehidupan pribadinya saja, beda dengan seorang yang sudah berkeluarga dan sudah mulai berumur. Seseorang yang berada di lingkungan akademis mempunyai prioritas yang berbeda dengan yang sudah berda di lingkungan kerja.

Resiko dalam membuat prioritas adalah seseorang dituntut konsisten dalam menjalankannya dan bilamana diharuskan merubah prioritas pastilah harus ada yang dikorbankan.

Sebagai manusia pastilah berada dalam suatu sistem utama. Contohnya seorang mahasiswa yang berada dalam sistem akademika. Seorang mahasiswa dituntut untuk belajar demi mempersiapkan kehidupan masa depan. Belajar tidak hanya dibangku perkuliahan, namun ada pembelajaran yang bisa didapat dari beraktivitas dalam organisasi. Mulailah mahasiswa harus menetapkan prioritasnya dan sampai saat ini masih menjadi bahan diskusi yang menarik. Dahulukan akademis atau organisasi. Mulai banyak opini, lulusan ITB tidak hanya dikenal dengan intelektualnya tetapi juga kemampuan interpersonal, manajemen dan hal – hal lain yang digolongkan “softskill”. Ini artinya memang aktivitas akademis dan organisasi sama pentingnya. Ketika dihadapkan pada prioritas mulai muncul perdebatan lebih lanjut, mana yang harusnya didahulukan. Ketika memilih salah satunya menjadi prioritas pertama harus rela bila kita mendapatkan hasil yang tidak maksimal untuk prioritas kedua.

Untuk mencegah kekecewaan yang besar, harus dipastikan setiap prioritas mempunyai target pencapaian masing masing. Dan target itulah yang menjadi parameter keberhasilan. Seringkali pencapaian akhir dalam suatu hal dijadikan penilaian menyeluruh dari serangkain hidup, tanpa melihat dulu prioritas dan usaha – usaha yang telah diperbuat. Hal inilah yang biasanya membuat sisi berorganisasi menjadi tidak sama penting lagi dengan aktivitas akademis di mata kalangan banyak. Kasus ini banyak dijumpai di kehidupan kampus. Rasanya tidak adil ada seseorang yang dinilai gagal karena pencapaian yang jelek di satu hal, meskipun orang tersebut sudah melaksanakan prioritasnya dengan konsisten dan mencapai keberhasilan yang maksimal sesuai dengan target.

Setelah menjalankan, evaluasi prioritas yang telah kita buat. Refleksikan hidup , apakah ada yang salah dengan urutan prioritas , apakah  melenceng dalam menjalankan prioritas, seberapa berhasilkah kita menjalankan hidup  dilihat dari prioritas yang telah dibuat.

Quote by plato : ” hidup yang tidak direfleksikan, bukanlah hidup manusiawi”

Older Entries